Penulisanku

Kita Unggul (Sukses) Sejak Dalam Kandungan Ibu

Mengapa dia selalu sukses, sedangkan aku tidak?

Mengapa saya tidak berhasil (sukses), padahal, saya sudah melakukan semaksimal mungkin?

 

Demikianlah kalimat yang sering kali keluar dari mulut kita.

 

Naah, kamu mungkin benar. Kamu sudah melakukan semaksimal mungkin, namun apakah kamu melakukan dengan cinta? Apakah kamu melakukannya dengan sukacita?

 

Terkadang, kita bekerja tidak dengan cinta, tetapi karena sebuah rutinitas untuk sekedar dapat uang, dan membeli makan.

Atau juga, kamu sudah melakukan dengan maksimal, tapi karena bukan pasion, maka kamu melakukan dengan maksimal, namun tidak dengan kenyamanan, sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai yang diinginkan.

 

Agar, kita melakukan pekerjaan dengan penuh sukacita dan cinta, maka pertama terlebih dahulu mengenal diri kita. Mengenal berlian yang ada di dalam diri kita. Kenali potensi yang kita miliki terlebih dahulu.

 

Kita ke pertanyaan sebelumnya yang telah diajukan: Mengapa dia selalu sukses, sedangkan aku tidak?

 

Apakah benar saya tidak sukses?

Perlu diketahui, bahwa kita sudah sukses sedang dalam kandungan ibu.

Benar sekali, kita sudah sukses sejak dalam kandungan ibu. Coba bayangkan sebelum kita menjadi seorang manusia. Sebelum kita menjadi seorang manusia, kita hanyalah sebutir sel spermatozoa yang berlomba-lomba, yang bertanding dengan berjuta-juta sel spermatozoa lainnya untuk menggapai sel telur. Dan perlu diingat, sel telur juga melakukan seleksi. Seleksi pada jutaan spermatozoa. Sel telur hanya memerlukan bibit sel spermatozoa yang unggul. Dia hanya memilih yang unggul untuk membuahinya. Dan kita yang lahir menjadi manusia inilah bibit unggul yang telah terseleksi untuk menjadi seorang manusia.

 

Sehingga, perlu diingat kembali, bahwa kita sudah sukses dari kandungan ibu.

Lalu, Mengapa dia selalu sukses, sedangkan aku tidak?

Menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat diri kita. Mengenal diri kita kembali. Evaluasi tentang langkah kaki kita di hari kemarin-kemarin.

 

Apa hasil evaluasi kamu?

Menurutku, yang mempengaruhi Mengapa dia selalu sukses, sedangkan aku tidak, adalah LINGKUNGAN YANG MENGUBAH MINDSET KITA.

 

Kita perlu mengevaluasi diri: dengan siapa aku bergaul?. Mungkin kita pernah mendengar pepata, AGAR BERBAU HARUM, MAKA BERGAULLAH DENGAN PENJUAL MINYAK HARUM.

Hal ini juga berlaku untuk kesuksesan kita. Yaa, dengan siapa aku bergaul? Lalu, bagaiaman lingkungan yang saya tepati. Sebab, dari hasil riset, kesuksesan seseorang 30% ditentukan oleh gen, sedangkan sisanya sebesar 70% dipengaruhi oleh lingkungan, dimana kita berada.

 

 

 

 

Stefani Koban

D3 Teknologi Bank Darah STIKES GUNA BANGSA-YOGYAKARTA