PUISI: SETEGUK KOPI PAGI
PUISI: SETEGUK KOPI PAGI
Dengan hangat menghirup aroma subuh
Bercampur harumnya kopi tua.
Di atas meja lusuh
:padanya terserak Koran kemarin
Berkisah tentang mahalnya kehidupan
Di negri timur
Berita tua:
Tentang pemberontakan energi pelumas
Ku teguk kopi pagiku
Tenggorokan serentak kaget
Akan panasnya kopi nikmat
Dan subsidi yang tak ternikmati:
Kekeriputan waktu dan kelusuhan belulang tua
Ku ingat pesan emak;
“Di negri yang beranak pinak ini,
Cukup kenyangkan nafsumu
Dengan “jagung dan tuak”
Roti dan anggur adalah;
Bukan nafsumu
Itu milik mereka;
Yang berjudi dengan lidah.
Cukup kenyangkan laparmu
Dengan tuak
Cukup puaskan dahagamu
Dengan belulang jagung.
Kost Berens
21 juni 2013
Guru Fisika Di SMA Negeri 2 Nubatukan