Cerpen: Jatuh Cinta
Malam telah berlangkah jauh. Beberapa jam lagi, matahari akan tiba menemani bumi. Septhi masih belum dapat memejamkan mata. Gelisah. Itu
Baca SelengkapnyaMalam telah berlangkah jauh. Beberapa jam lagi, matahari akan tiba menemani bumi. Septhi masih belum dapat memejamkan mata. Gelisah. Itu
Baca SelengkapnyaIBU, AKU INGIN BERTANYA Suara kecil ama Ibu, aku
Baca SelengkapnyaMengapa dia selalu sukses, sedangkan aku tidak? Mengapa saya tidak berhasil (sukses), padahal, saya sudah melakukan semaksimal mungkin? Demikianlah
Baca SelengkapnyaTerkadang kita terkejut dengan kehadiran segerombolan semut saat mengambil gula dari wadah penyimpannya ketika hendak membuatkan kopi atau teh.
Baca SelengkapnyaAhhhh… hari baru telah tiba. Hal itu diketahui Si Sulung dari dentuman batu. Ibu sedang meniti jagung. Tak lama
Baca SelengkapnyaPUISI: SETEGUK KOPI PAGI Dengan hangat menghirup aroma subuh Bercampur harumnya kopi tua. Di atas meja lusuh :padanya terserak Koran
Baca SelengkapnyaPUISI : TUNAS Benih baik, Ditabur pada hamparan: Lembab. Rintik air mata, menyiraminya. Salverius JagomGuru Fisika Di SMA
Baca SelengkapnyaPUISI : Cerita Kabung-an Duka Dipersembahkan buat : R. Sa’u Tanah yang menghidupi: Tersiram garam-garam mata; Dalam kisah tentang wanita
Baca SelengkapnyaPUISI : Kata-Angka Di lembaran lusu: Terdengar kata, Membicarakan angka. Menulis angka dalam kata, Menghitung angka dengan kata, Membicarakan angka.
Baca SelengkapnyaPUISI : Nyala Api Dalam pagi itu, Aku melihat bola mata teduhmu, Dan ada bara dalam tatapan lugumu Salverius JagomGuru
Baca Selengkapnya